Soekarno, salah satu
pemimpin yang berpengaruh di Indonesia.
Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
“melakukannya dalam kerja” dengan praktik pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran / instruksi.
Berikut
ini beberapa pengertian menurut para ahli :
1.
Menurut
George R. Terry (1972:458) :
Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan
mencapai tujuan organisasi.
2.
Menurut
Ralph M. Stogdill dalam sutarto
(1998b:13) : Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi
kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang teroganisasi dalam usaha mereka
menetapkan dan mencapai tujuan.
3.
Menurut
Sutarto (1998b:25) :Kepemimpinan
adalah rangkaian mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.
Menurut
Stoner :Kepemimpinan adalah suatu
proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang
berhubungan dengan anggota kelompok.
5.
Menurut
Hemhiel dan Coons (1957:7) :Kepemimpinan
adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu
kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai bersama (shared goal).
6.
Menurut
Raunch dan Behling (1984:46) :Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan
kea rah pencapaian tujuan.
7.
Menurut
Jacobs dan Jacques (1990:281) :Kepemimpinan
adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai tujuan.
8.
Menurut
Wahjosumidjo (1987:11) :Kepemimpinan
adalah hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang
berupa sifat-sifat tertentu seperti : kepribadian (personality), kemampuan
(ability), dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai rangkaian
kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan
(posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah
proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi.
Kepemimpinan
yang efektif
Barangkali
pandangan pesimistis tentang keahlian-keahlian kepemimpinan ini telah
menyebabkan munculnya ratusan buku yang membahas kepemimpinan. Terdapat nasihat
tentang siapa yang harus ditiru (Attila the Hun), apa yang harus diraih
(kedamaian jiwa), apa yang harus dipelajari (kegagalan), apa yang harus diperjuangkan (karisma),
perlu tidaknya pendelegasian
(kadang-kadang), perlu tidaknya berkolaborasi (mungkin),
pemimpin-pemimpin rahasia Amerika
(wanita), kualitas-kualitas pribadi dari kepemimpinan (integritas), bagaimana
meraih kredibilitas (bisa dipercaya), bagaimana menjadi pemimipin yang otentik
(temukan pemimpin dalam diri anda), dan sembilan hukum alam kepemimpinan
(jangan tanya).
Kepemimpinan
karismatik
Max
Weber, seorang sosiolog, adalah ilmuan pertama yang membahas kepemimpinan karismatik.Lebih dari
seabad yang lalu, ia mendefinisikan karisma (yang berasal dari bahasa Yunani
yang berarti "anugerah") sebagai "suatu sifat tertentu dari
seseorang, yang membedakan mereka dari orang kebanyakan dan biasanya dipandang
sebagai kemampuan atau kualitas supernatural, manusia super,
atau paling tidak daya-daya istimewa.Kemampuan-kemampuan ini tidak dimiliki
oleh orang biasa, tetapi dianggap sebagai kekuatan yang bersumber dari yang
Ilahi, dan berdasarkan hal ini seseorang kemudian dianggap sebagai seorang
pemimpin.
Kepemimpinan
Transformasional
Kepemiminan
merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang
kepala sekolah harus dapat mempengaruhi seluruh warga sekolah yang dipimpinnya
melalui cara-cara yang positif untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah.
Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses
untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan
dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta
penghargaan terhadap para bawahan.
Terdapat
empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4
I, yaitu : idealized influence, inspirational motivation, intellectual
stimulation, dan individual consideration.
·
Idealized
influence:
kepala sekolah merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan bagi
guru dan karyawannya, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang
terbaik untuk kepentingan sekolah.
·
Inspirational
motivation:
kepala sekolah dapat memotivasi seluruh guru dan karyawannnya untuk memiliki
komitmen terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai
tujuan-tujuan pendidikan di sekolah.
·
Intellectual
Stimulation:
kepala sekolah dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan
stafnya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk
menjadikan sekolah ke arah yang lebih baik.
·
Individual
consideration:
kepala sekolah dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi guru dan
stafnya.
Berdasarkan
hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa
seseorang yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat
lebih menunjukkan sebagai seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang
lebih baik.Oleh karena itu, merupakan hal yang amat menguntungkan jika para
kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan transformasional di sekolahnya.
Tipe-Tipe
Kepemimpinan & Teori Kepemimpinan
Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang pemimpin, dan tentunya mempunyai cara kepemimpinan yang khas. Berikut tipe-tipe kepemimpinan tersebut.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
Pada umumnya para pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima type utama yaitu sebagai berikut :
·
Tipe
pemimpin otokratis
·
Tipe
pemimpin militeristik
·
Tipe
pemimpin paternalistis
·
Tipe
pemimpin karismatis
·
Tipe
pomimpin demokratis
1. Tipe Pemimpin Otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak.
Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagai berikut :
·
Menganggap
bahwa organisasi adalah milik pribadi
·
Mengidentikkan
tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
·
Menganggap
bahwa bawahan adalah sebagai alat semata-mata
·
Tidak
mau menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap
dialah yang paling benar.Selalu bergantung pada kekuasaan formal
·
Dalam
menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan (Approach) yang mengandung
unsur paksaan dan ancaman.
Dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe mimpinan otokratis tersebut di atas dapat
diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena tipe ini
tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
2.
Tipe Kepemimpinan Militeristis
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
Perlu diparhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis.
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
·
Dalam
menggerakkan bawahan untuk yang telah ditetapkan, perintah mencapai tujuan
digunakan sebagai alat utama.
·
Dalam
menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.Sonang
kepada formalitas yang berlebihan
·
Menuntut
disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan
·
Tidak
mau menerima kritik dari bawahanMenggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
Dari
sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis jelaslah bahwa ripe
pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
3.
Tipe Pemimpin Paternalistis
Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan.Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tipe kepemimpinan fathornalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat fathernal atau kepakan.ke Pemimpin seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapaan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan.Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan sifat terlalu sentimentil.
Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
·
Menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
·
Bersikap
terlalu melindungi bawahanJarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan. Karena itu jarang dan pelimpahan wewenang.
·
Jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya tuk mengembangkan inisyatif daya
kreasi.
·
Sering
menganggap dirinya maha tau.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diporlukan.Akan tetapi ditinjau dari segi sifar-sifar negatifnya pemimpin faternalistis kurang menunjukkan elemen kontinuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
4. Tipe Kepemimpinan Karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menamukan sebab-sebab mengapa seorang pemimin memiliki karisma.Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mampunyai daya tarik yang amat besar, dan karenanya mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin seperti ini, pengetahuan tentang faktor penyebab Karena kurangnya seorang pemimpin yang karismatis, maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers), perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan profil pendidikan dan sebagainya. Tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
5. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap adalah tipe kepemimpinan yang terbaik.Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu.
Beberapa ciri dari tipe kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut:
·
Dalam
proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia
itu adalah mahluk yang termulia di dunia.
·
Selalu
berusaha menselaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan
organisasi.
·
Senang
menerima saran, pendapat dan bahkan dari kritik bawahannya.
·
Mentolerir
bawahan yang membuat kesalahan dan berikan pendidikan kepada bawahan agar
jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisyatif
dan prakarsa dari bawahan.
·
Lebih
menitik beratkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
·
Selalu
berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
·
Berusaha
mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Dari sifat-sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin tipe demokratis, jelaslah bahwa tidak mudah untuk menjadi pemimpin demokratis.
Teori Kepemimpinan
Beberapa teori telah dikemukakan para ahli majemen mengenai timbulnya seorang pemimpin.Teori yang satu berbeda dengan teori yang lainnya.
Di antara berbagai teori mengenai lahirnya paling pemimpin ada tiga di antaranya yang paling menonjol yaitu sebagai berikut :
1. Teori Genetie
Inti dari teori ini tersimpul dalam mengadakan "leaders are born and not made". bahwa penganut teori ini mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia telah dilahirkan dengan bakat pemimpin.Dalam keadaan bagaimana pun seorang ditempatkan pada suatu waktu ia akn menjadi pemimpin karena ia dilahirkan untuk itu. Artinya takdir telah menetapkan ia menjadi pemimpin.
2. Teori Sosial
Jika teori genetis mengatakan bahwa "leaders are born and not made", make penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya yaitu :
"Leaders
are made and not born".
Penganut-penganut
teori ini berpendapat bahwa setiap orang akan dapat menjadi pemimpin apabila
diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
3. Teori Ekologis
Teori ini merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial.Penganut-ponganut teori ini berpendapat bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah dimilikinya itu.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori genetis dan teori sosial dan dapat dikatakan teori yang paling baik dari teori-teori kepemimpinan.Namun demikian penyelidikan yang jauh yang lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang timbul sebagai pemimpin yang baik.
Referensi
:
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan. Bandung: PT Imtima.
Nogi, Hessel. 2007. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
Umar, Husein. 2000. Business An Introduction. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar