Kamis, 20 Juni 2013




Resensi Buku: "Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa 1222-1998" 



Kraton, Raja & Posisinya di Masyarakat

Bagi masyarakat Jawa, Kraton merupakan institusi yang berpengaruh bagi kehidupan kebudayaan mereka baik secara langsung maupun tidak langsung. Kraton, menurut Kustiniyati Mochtar, adalah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, falsafah, dan kebudayaan. Melalui bukunya yang berjudul "Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa 1222-1998", Ageng Pangestu Rama berupaya mengupas tentang kehidupan Kraton, petingginya dan bagaimana posisi Kraton dalam kehidupan masyarakat Jawa.

Peranan pemimpin Kraton alias Raja bagi masyarakat Jawa memiliki tempat yang khusus. Raja dinilai sebagai manusia yang memiliki karisma dan kekuatan luar biasa yang dikenal dengan konsep dewa-raja (inkarnasi dewa) pada masa Hindu atau khalifatullah pada masa setelah kedatangan Islam.

Raja dipandang memiliki tiga macam wahyu, yang menjelaskan keadaan di atas yaitu wahyu nubuwah,  wahyu hukumah, dan wahyu wilayah.Wahyu nubuwah adalah wahyu yang mendudukkan raja sebagai wakil Tuhan. Wahyu hukumah adalah Raja sebagai sumber hukum dan keputusannya dianggap mutlak karena dianggap sebagai kehendak Tuhan. Wahyu wilayah adalah Raja dianggap sebagai penerang dan pelindung rakyat.

Proses pencitraan Raja sebagai seseorang yang perkasa, dilakukan dengan sangat baik. Baik melalui karya sastra gubahan para pujangga; makna simbolik dari berbagai bangunan maupun upacara; serta peng-keramat-an berbagai hal di sekitar para bangsawan tersebut. Jika menilik dari kebiasaan penamaan benda-benda Kraton mulai dari senjata hingga barang 'remeh temeh' seperti perkakas dapur, dapat diambil kesimpulan bahwa barang-barang tersebut dianggap bernilai tinggi. Hal ini berbeda dengan perlakuan pencatat sejarah terhadap masyarakat. Nyaris tak pernah dicatatkan nama 'rakyat biasa', kecuali mereka mempunyai kesaktian atau memiliki hubungan dengan anggota kerajaan.

Pencitraan tersebut merupakan suatu hal yang wajar, mengingat ada sebagian manusia yang memiliki kebutuhan akan kekuasaan lebih tinggi dibandingkan manusia yang lain. Jika ditilik dari pola suksesi, cara memperoleh pendapatan, maupun peluang terhadap outsiders untuk masuk ke dalam lingkaran mereka, Kerajaan memiliki kemiripan dengan perusahaan keluarga.

Kerajaan = Perusahaan Keluarga

Melihat pola sejarah di Nusantara, bisa didapatkan kesimpulan bahwa antara satu kerajaan dengan kerajaan yang lain, memiliki hubungan kerabat. Kelompok penguasa tersebut sangat sulit ditembus oleh orang di luar lingkaran, kecuali orang luar tersebut mengabdi kepada bangsawan seperti Gajahmada.

Hal ini mirip dengan perusahaan keluarga tradisional yang marak di Asia Tenggara tahun 1900-an. Perusahaan keluarga, seperti yang tercermin dari namanya, merupakan suatu entitas bisnis yang dikelola oleh anggota keluarga. Biasanya, sistem kepemilikan perusahaan akan diserahkan pada keturunannya atau setidaknya masih kerabat.

Sistem informasi di dalam perusahaan keluarga biasanya sangat tertutup, terutama di bidang finansial. Maka tak heran, biasanya posisi kasir maupun pencatat keuangannya berasal dari keluarga terdekat yang bisa dipercaya. Jikalau ada orang di luar keluarga yang hendak masuk dalam perusahaan tersebut, maka mereka harus mengabdi.

Problem utama dari perusahaan keluarga dan kerajaan adalah suksesinya. Tidak semua suksesor yang masih memiliki hubungan kerabat itu merupakan manusia-manusia yang berkapasitas baik. Tak jarang, karena ingin berebut posisi 'putera mahkota', saling sikut diantara para suksesor, meskipun saudara kandung, kerap terjadi. Dan biasanya jika incumbent lebih memilih outsider sebagai penggantinya, ada perasaan tak rela di antara kaum kerabat sang Raja. "Ini perusahaan, Kakek saya yang mendirikan" atau "Wong dulu Mbah Buyut saya yang jadi Raja pertama disini. Masa' kekuasaannya dipindah ke orang yang nggak ada darah birunya.", kira-kira begitulah komentar mereka yang tersisih.

Mirip dengan perusahaan yang berusaha mengekspansi pangsa pasarnya untuk memperoleh tambahan pendapatan, Kraton juga mempunyai kebutuhan yang sama. Kraton Majapahit pada masa pemerintahan Ratu Tribuwana Tungga Dewi yang kemudian berlanjut ke anaknya yang bernama Hayam Wuruk, mengalami ekspansi tanah jajahan besar-besaran atas jasa Patih Gajahmada. Mereka berusaha menaklukan Sumatera hingga Papua. Dengan bertambahnya daerah jajahan, maka pendapatan Kraton tersebut juga meningkat. Hal ini di dapat dari upeti daerah jajahan atau segala hal yang dihasilkan dari tanah Kerajaan. Khusus mengenai tanah, disebutkan buku Kebudayaan Jawa ini bahwa Raja merupakan pemilik semua tanah yang dengan sendirinya mempunyai hak pakai, mencabut hak-hak dari pemegang tanah ataupun memberikan kepada pihak lain. Siapapun yang ingin memanfaatkan tanah harus mendapatkan izin Raja dengan syarat membayar pajak dan melakukan kerja wajib.

Sekelumit Cerita dari Tiap Kraton Jawa

Dimulai dari kisah Mataram Kuno yang mengutamakan pendidikan humaniora mulai dari ilmu bahasa, sejarah antropologi, kemanusiaan, kemasyarakatan, keagamaan hingga tata negara. Pendidikan tersebut diperoleh pejabat pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Penguasanya berasal dari Wangsa Syailendra & Sanjaya.

Peninggalan pada masa Mataram Kuno berupa Prasasti Mantyasih (bercerita tentang tata urutan Raja Mataram Kuno); Prasasti Tulang Air (bercerita tentang Rakai Pikatan); Serat Candrakarana (berisi tentang pelajaran persajakan dan leksikografi); Candi Prambanan (dibuat pada masa pemerintahan Rakai Pikatan); Candi Borobudur serta terjemahan dari Serat Ramayana India oleh Mpu Yogiswara. Daerah otonomi juga sudah dikenal pada masa itu.

Cerita kemudian beralih ke Kerajaan Medang a.k.a Mataram Kuno periode Jawa Timur. Raja pertamanya adalah Mpu Sindok, Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, dibuatlah Serat Sang Hyang Kamahayanikam (kitab Budha Mahayana) & Serat Brahmandapura (berisi kosmologi, kosmogoni, sejarah para resi, dan cerita pertikaian antar kasta). Sedangkan pada masa Prabu Darmawangsa Teguh (anak Mpu Sindok) yang memerintah pada 991-1007 M, berkembang derivasi dari Mahabarata yang dituliskan dalam bahasa Kawi.

Setelah Kerajaan Medang runtuh, muncullah Kerajaan Kahuripan yang didirikan Airlangga. Airlangga adalah keponakan sekaligus menantu dari Prabu Darmawangsa Teguh. Airlangga mempunyai pujangga kesayangan yaitu Mpu Kanwa. Mpu Kanwa menuliskan karya sastra Kitab Arjunawiwaha, yang didasarkan atas Wanaparwa dan salah satu upaya Kanwa dalam menuliskan sejarah Airlangga.

Pada 1042, wilayah Kerajaan Kahuripan pecah menjadi dua, yaitu Daha (Kediri) dan Jenggala. Raja yang paling terkenal dalam memerintah Kediri adalah Jayabaya. Peninggalan pada masa Kerajaan Kadiri adalah Kakawin Kresnayana karya Mpu Triguna; Kakawin Baratayudha karya Mpu Sedah & Mpu Panuluh; Kakawin Hariwangsa & Gatotkacasraya; Cerita Panji yang terinspirasi dari kisah cinta antara Raja Kediri dan putri Jenggala; Smaradahana; Bomakawya; dan Sumana Santaka karya Mpu Manoguna.

Kerajaan Kediri kemudian runtuh setelah pemberontakan Ken Arok yang didukung para Brahmana pada tahun 1222. Ken Arok kemudian mendirikan Kerajaan Singasari. Peninggalan Kerajaan Singasari adalah Kitab Wretasancaya & Lubdaka. Kedua kitab tersebut merupakan karya Mpu Tanakung yang dipersembahkan untuk Ken Arok.

Kerajaan Singasari akhirnya runtuh setelah Jayakatwang membunuh Kertanegara (raja Singsari). Menantu Kertanegara, yaitu Raden Wijaya menyimpan dendam kepada Jayakatwang lalu menyusun siasat untuk menjatuhkannya. Raden Wijaya kemudian bersekutu dengan pasukan Mongol untuk membunuh Jayakatwang. Setelah musuh bebuyutannya terbunuh, Raden Wijaya menyerang balik pasukan Mongol.

Pada tahun 1293, Raden Wijaya menjadi raja pertama Majapahit. Dalam keberjalanannya, Kerajaan Majapahi mencatatkan banyak konflik internal. Mulai dari Mahapati Dyah Halayuda yang melakukan adu domba terhadap orang - orang di sekitar Raden Wijaya; pemberontakkan Ra Kuti (salah satu dari tujuh putra mahkota) dengan maksud mengincar posisi Raja Jayanegara; pembunuhan Raja Jayanegara oleh Ra Tanca (putra mahkota lainnya); perseteruan antara Gajah Mada dengan Ra Kembar & Ra Banyak; Perang Bubat; serta perebutan tahta sepeninggal Hayam Wuruk.

Kerajaan Majapahit runtuh setelah mendapat serangan dari pasukan Raden Patah. Raden Patah adalah Raja pertama Demak. Kerajaan Demak mendapatkan pengaruh Islam serta menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa. Adipati Unus, raja Demak kedua, meninggal saat melawan Portugis di Malaka.

Buku Kebudayaan Jawa ini hanya membahas 'sedikit' tentang Kerajaan Pajang, pewaris Kerajaan Demak. Topik yang dibahas adalah Kitab Nitisruti. Ageng Pangestu Rama memaparkan bahwa Nitisruti mengungkapkan tentang ilmu sosial kontemporer, tata negara, ekonomi, pertahanan keamanan, kebudayaan, humaniora, dan diplomasi. Nitisruti dituangkan dalam bentuk Dhandhanggula; Sinom; Asmaradana; Mijil; Durma; Pucung; Kinanthi;, Megatruh.

Setelah berjarak 40 tahun dari runtuhnya Kerajaan Demak, berdirilah Kerajaan Mataram. Cerita Kerajaan Mataram dalam Buku Kebudayaan Jawa lebih bersifat mitologis, terutama tentang Sultan Agung Hanyakrakusuma dan Pangeran Purbaya. Karya sastra yang terkenal adalah Serat Nitipraja. Kerajaan Mataram runtuh akibat perang saudara.

Pewaris Kerajaan Mataram adalah Kerajaan Kartasura. Dalam sejarahnya, Kerajaan Kartasura pun terpecah menjadi Kerajaan Surakarta dan Kerajaan Yogyakarta

Kritik terhadap buku Kebudayaan Jawa 1222-1998

Meskipun buku ini berjudul "Kebudayaan Jawa: Ragam Kehidupan Kraton dan Masyarakat di Jawa 1222-1998", buku ini membahas Kraton yang lebih tua daripada perode tersebut yaitu Kraton Mataram Kuno yang ada sejak tahun 700-an.

Porsi pembahasan tentang masyarakatnya pun cukup sedikit. Tidak terlalu banyak diceritakan tentang pengaruh karya sastra terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari. Tapi untuk yang satu ini, Ageng tak bisa disalahkan karena 'rakyat' memang hampir tak pernah diceritakan dalam sejarah.

Satu hal yang paling mengganggu saya dalam membaca buku ini adalah sub judulnya tidak mencerminkan isi pembahasan di bawahnya, serta pencomotan dari berbagai narasumber yang disajikan secara 'kasar' dan mentah.

Tugas


Tugas Kelompok " Musikalisasi Puisi (tentang Ayah) "


Lagunya ( Ada Band feat Gita Gutawa - Yang terbaik Bagimu )
Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja 
Indahnya saat itu buatku melambung 
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu 
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu 

Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak

Reff:
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu

Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati

PUISI
Kasihmu. . . Sayangmu. . .
Selalu kau berikan padaku
Kau banting tulang – Kau peras keringatmu
Namun kau selalu berusaha tersenyum di depanku
Walaupun ku sering mendurhakaimu
Kau tak pernah berhenti memberi semua itu
Kau tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku
Karena ku tau, kau melakukan itu semua hanya karena ingin membuatku bahagia
Kau cahaya hidupku
Kau pelita dalam setiap langkahku
Maafkan. . .
Bila aku belum bisa membalas semua kebaikan yang telah kau berikan untukku
Tetapi aku berjanji kan selalu berusaha dan berdo’a semampuku
Untuk kebahagiaanmu di masa tuamu nanti
Agar kau selalu  tersenyum bahagia
Walaupun apa yang kuberi
Tidak sebedar apa yang kau terima selama ini

Makna :
Kita harus menghormati ayah, karena dia sudah bersusah payah bekerja keras hanya untuk membahagiakan keluarganya termasuk anak yang di cintainya. Walaupun ada salah satu hadits menyebutkan “ Pertama, hormati ibumu. Kedua, hormati ibumu. Ketiga, hormati ibumu. Barulah yang ke-empat hormati ayahmu”
Sebenarnya peran di keduanya tidak boleh di bedakan, keduanya adalah orang yang menyayangi dan mencintai kita dengan tulus. Keduanya juga yang telah merawat kita. Jadi makna dari puisi dan lagu ini adalah hormati ayahmu karena itu sudah termasuk bahwa kita sudah bisa menghormati diri sendiri. Dan satu hal lagi ayah adalah orang yang mendidik untuk bisa menjadi seorang pribadi yang baik.


Pesan Moral :
Pesan Moral dari Puisi dan lirik lagu di atas kita harus bisa menghargai dan menghormati orang tua kita.


Resensi Surat Kecil Untuk Tuhan





Judul Buku         : Surat Kecil Untuk Tuhan
Pengarang          : Agnes Davonar
Penerbit             : Inandra Publised, Jakarta
Tahun        
        : 2008
Tebal  Nove
l     : 232 Halaman
Kategori      
      : True Story (non fiksi)


Andaikan,…..  semua dapat terulang kembali,
Tetapi pernahkah anda berfikiran tentang itu?
Pernahkah anda mengira-ngira apa yang akan terjadi
Jika semuanya dapat terulang kembali?
Dalam novelnya ini, Agnes Davonar menekankan makna sebuah waktu dalam kehidupan di dunia ini.
Kisah nyata gadis berusia 13 tahun bertahan hidup dari kanker ganas paling mematikan di dunia.

Tuhan …………..
Andai aku bisa kembali
Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini
Tuhan …………
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain
Tuhan ……………
Bolehkah aku menulis Surat Kecil Untuk-Mu?
Tuhan …………….
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?
Tuhan ………………

Biakanlah aku bisa dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya.

Cuplikan diatas adalah sepenggal bait dari tulisan Gita Sesa Wanda Cantika atau yang sering dipanggil keke. Rabdosmiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun. Ketika divonis memiliki penyakit kanker mematikan tersebut dalam waktu 5 hari.
Kanker jaringan lunak menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat seperti monster. Walau dalam keadaan sulit keke terus berjuang untuk tetap bersekolah seperti layaknya gadis normal lainnya.
Perjuangan panjang keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama.
Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter dunia bertanya-tanya.

Namun kanker itu kembali setelha pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar nafasnya di dunia semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan kesempatan untuk bernafas lebih lama dari lima hari bertahan 3 tahun lamanya, walaupun pada akhirnya ia harus menyerah. Dokterpun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Dinafas terakhir itulah ia menuliskan sebuah Surat Kecil Untuk Tuhan.

Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun. Kalimat tersebut ternyata merupakan tema pokok novel ini.

Tokoh Keke merupakan teladan bagi kaum remaja semuanya, Keke adalah tokoh masih muda,tidak putus asa, selalu mensyukuri nikmat dan tidak mengeluh akan semua cobaan yang dihadapinya. Ia selalu berusaha ceria di depan orang-orang terdekatnya walaupun dengan semua cobaan yang dihadapinya.

Dapat dilihat pada bagian V tentang “Hari Indah Itu Telah Datang” pada paragraph ke-3, Aku mensyukuri semua karena ini adalah cobaan Tuhan untukku.
Kesalahan besar bagi seorang teman apabila lebih mementingkan egonya demi kepentingan pribadi, Padahal temannya tersakiti. Seharusnya seorang teman harus mempunyai rasa pengertian dan kebersamaan yang tinggi kepada temannya sendiri.
Agnes Davonar, sebagai pengarang yang berpengalaman mampu menghidupkan jalan cerita dengan urut mulai dari bagian I samapai XI, dan mampu menghidupkan suasana waktu terjadi ketegangan.

Dalam hal ini pengarang sering memasukan pesan-pesan yang disampaikan melalui dialog para tokoh, dialog seperti itu tidak sesuai setting.
Terlepas dari kekurangan yang ada, hadirnya Novel “Surat Kecil Untuk Tuhan” menambah peredaran novel di Indonesia. Novel ini teramat saying untuk kita lewatkan begitu saja, karena novel ini bisa menambah nilai moral remaja Indonesia.

Mungkin sekian dulu artikel yang bisa saya share mengenai Contoh Resensi Novel Surat Kecil Untuk Tuhan
 walaupun sedikit semogabermanfaat dan berguna untuk anda.

KELEBIHAN,KEKURANGAN DAN KELEMAHAN

·         Kelebihan buku :

A. Kelebihan dari novel ini adalah dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan didalam novel ini.

B. Kelebihan lainnya adalah ini adalah kisah yang diangkat dari       kehidupan nyata dan sangat menyentuh.

C. Novel ini juga melampirkan beberapa foto perjuangan Keke  dalam melawan kanker ganas hingga foto sahabat-sahabat Keke di pemakaman saat Keke menghadap Sang Pencipta.
D.Mengajarkan kita agar ikhlas dan tabah menerima cobaan dari Allah dan yakin setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya.

·         Kekurangan buku :
Novel ini hampir tidak mempunyai kekurangan, Namun setiap karya manusia pasti memiliki kekurangan. Kekurangan dari novel ini adalah masih ada penulisan yang salah dan juga ada penulisan yang kurang menarik dan sulit dimengerti.

·         Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki novel ini, di antaranya kata-kata penulis yang kadang membuat pembaca berimajinasi lain dalam menafsirkan kata-kata kiasan penulis.

KRITIK DAN SARAN

Kisah yang mengajarkan kita tentang arti kehidupan yang sebenarnya. 2 pribadi yang amat sangat berbeda. Salut banget sama ceritanya, tapi sayang penulisannya masih ada yang kurang menarik. Pokoknya yang belum baca novel ini harus baca karena sangat bagus dan mengharukan. Mungkin itu saja yang dapat saya katakana. Jangan lupa baca novelnya.