BAB I (Penalaran)
Penalaran adalah suatu
proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada
sehingga sampai pada suatu simpulan, menurut kamus besar bahasa indonesia itu
sendiri penalaran adalah suatu pemikiran atau cara berpikir logis. Data atau
fakta yang akan dinalar itu boleh benar atau boleh tidak benar. Data yang dapat
dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus berbentuk
kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu
disebut proporsi.
PROPOSISI
Proposisi adalah apa yang dihasilkan
dengan menggunakan suatu kalimat. Proposisi dapat dipandang dari empat
kriteria, yaitu berdasarkan bentuknya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan
kualitasnya, dan berdasarkan kuantitasnya.
Berdasarkan bentuknya, proposisi
dapat dibagi atas proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal
hanya mengandung satu peryataan, Contoh :
-
Semua
petani harus bekerja keras.
-
Setiap
pemuda adalah calon pemimpin.
Proposisi majemuk mengandung lebih
dari satu pernyataan, Contoh :
-
Semua
petani harus bekerja keras dan hemat.
Berdasarkan sifatnya, proposisi
dapat dibagi atas proposisi kategorial dan proposisi kondisional. Dalam
proposisi kategorial, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan tanpa
syarat. Contoh :
-
Semua
bemo beroda tiga.
-
Sebagian
binatang tidak berekor.
Dalam proposisi kondisional,
hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu.
Contoh :
-
Jika
air tidak ada, manusia akan kehausan.
Berdasarkan kualitasnya, proposisi
dapat dibagi atas proposisi positif (afirmatif) dan proposisi negative.
Proposisi positif (afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya
persesuaian hubungan antara subjek dan predikat. Contoh :
-
Semua
dokter adalah orang pintar.
-
Sebagian
manusia adalah bersifat social.
Propisosi negative adalah proposisi
yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh :
-
Semua
harimau bukalah singa.
-
Sebagian
orang jompo tidaklah pelupa.
Berdasarkan kuantitasnya, proposisi
dapat dibagi atas proposisi universal (umum) dan proposisi khusus. Pada
proposisi universal (umum), predikat proposisi membenarkan atau mengingkari
seluruh subjeknya. Contoh :
-
Semua
dokter adalah orang pintar.
Tidak
seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
-
Semua
gajah bukanlah kera.
Tidak
seekor gajah pun adalah kera.
Pada proposisi khusus, predikat
proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya. Contoh :
-
Sebagian
mahasiswa gemar olahraga.
Tidak
semua mahasiswa pandai bernyanyi.
-
Sebagian
pulau jawa adalah jawa barat.
Tidak
semua pulau jawa adalah jawa barat.
INFERENSI DAN IMPLIKASI
Inferensi adalah proses yang harus
dilakukan pembaca untuk melalui makna tentang apa yang ditulis sampai pada apa
yang diinginkan seorang penulis, dengan kata lain inferensi adalah kesimpulan.
Inferensi dibagi menjadi 2, yaitu inferensi langsung dan tidak langsung. Inferensi
atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara
karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh
pembicara/penulis.
Pada
dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau
konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa
memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Contoh :
jika
lampu merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti, tidak sama dengan Jika kendaraan bermotor berhenti maka
lampu merah menyala.
EVIDENSI
Adalah
semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk
memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan
tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Dalam
wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di
maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari
suatu sumber tertentu.
Cara
menguji data :
Data
dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena
itu perlu diadakan pengujian melaluo cara – cara tertentu sehingga bahan-bahan
yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi,.
Di
bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas
Cara
menguji fakta :
Untuk
menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian
tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta,
sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua
yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat
kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau
Koherensi.
Cara menguji autoritas :
Menghidari semua desas-desus atau
kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja
atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data
eksperimental.
BAB II (Paragraf Deduktif)
Pengertian
dari paragraph deduktif adalah sebuah paragraph yang erpola dari kalimat umum
ke khusus, artinya paragraph yang didahului dengan kalimat umum kemudia dikembangkan
dengan beberapa kalimat penjelas. Pembahasan mengenai jenis paragraph yang satu
ini biasa kita temui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD
samapi dengan SMA. Contoh dari paragraph deduktif bisa kita temukan di berbagai
penyedia artikel seperti internet, majalah, tabloid, dan juga Koran.
Jika
digambarkan secara sederhana, format dari paragraf yang satu ini adalah : Umum
- Khusus. Jadi, tentunya sangat mudah bagi Anda untuk membuat sebuah tulisan
ataupun artikel dengan format deduktif, karena intisari dari informasi yang
kita sajikan berada di awal paragraf dari tulisan tersebut. Bagaimana, sudah
mengerti? Jika Anda sudah mengerti apa yang dimaksud dari paragraf deduktif,
berikut ini kami sampaikan beberapa ciri-ciri beserta contohnya.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
1. Kalimat utama berada di awal
paragraf
2. Kalimat utama disusun dari
pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan
CONTOH
PARAGRAD DEDUKTIF
Contoh
1
Indonesia adalah Negara yang majemuk. Terdapat
banyak agama dan kepercayaan dan selain itu suku budaya Indonesia sangat
beragam misalnya suku jawa, Madura, batak, ambon, dan masih banyak lagi
suku-suku yang memiliki ciri khas masing-masing.
Contoh
2
Kebersihan
sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang
tidak sadar akan kebersihan. Padahal “kebersihan adalah sebagian dari iman”.
Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah
silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang
mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi
premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis
yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis
tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh :
-
Semua binatang mamalia melahirkan
dan menyusui anaknya. Sapi termasuk binatang mamalia. Jadi, Sapi binatang yang
melahirkan dan menyusui anaknya.
Silogisme Kategorial : Silogisme
yang terjadi dari tiga dan hanya tiga proposisi.
- Premis umum : Premis Mayor
- Premis khusus : Premis Minor
- Premis simpulan : Premis Kesimpulan
SILOGISME HIPOTETIK
Silogisme
hipotetik adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik.
Sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau
mengingkari term antecedent atau term konsekuen premis mayornya. Contoh :
-
Jika Ismail nangis, Solikin senang
-
Ismail nangis
-
Jadi Solokin Senang
Silogisme alternatif adalah
silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan
salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh
silogisme alternatif:
- Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
- Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
- Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)
ENTIMEN
Yang
dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan, contoh;
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
BAB III (Paragraf Deduktif)
GENERALISASI
Generalisasi adalah
proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat
tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala
dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar”.
Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan
memberikan gambaran seperti itu. Contoh :
-
Jika dipanaskan, besi memuai
-
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
-
Jika dipanaskan, emas memuai.
-
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
ANALOGI
Merupakan pola
penyusunan paragraph berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat
sama. Pengembangan paragraph secara analogi ini didasarkan adanya anggapan
bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka aka nada persamaan pula
dalam hal yang lain.
Contoh Kalimat Analogi :
Seorang bayi dilahirkan dalam
keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan
didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal
sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan
seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa
pun yang membacanya. Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat
menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
HUBUNGAN
KAUSAL
Hubungan kausal adalah
pola penyusunan paragraph dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola
hubungan sebab-akibat
Contoh Kalimat Hubungan Kausal :
è Sebab
– Akibat
Karena kemarn Ricky kehujanan, maka
hari ini Ricky sakit.
è Akibat
– Sebab
Ricky memperoleh IPK 3.9 karena ia
rajin belajar.
è Akibat
– Akibat
Gunung merapi mulai aktif dan
mengeluarkan awan panas, para penduduk yang tinggal di kaki gunung merapi
akhirnya harus mengungsi. Para pendaki yang hendak mendaki gunung merapi harus
mengundurkan jadwalnya ke gunung merapi setelah mengdengar kabar bahwa gunung
merapi mulai mengeluarkan awan panas.
HIPOTESIS
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu
diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala,
peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan
fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau
masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
Hipotesis
efektif adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul, masalah, dan tujuan
penelitian. Bila seseorang membuat hipotesis yang tidak mendukung permasalahan
yang diangkat maka ini menyulitkan dirinya sendiri.
Contoh Kalimat Hipotesa / Teori :
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi
gelap,maka seseorang dapat menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.
CONTOH PARAGRAF INDUKTIF
Contoh 1
Maka dari
itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali.
Karena, jika lingkungan hidup bersih maka kita juga akan sehat. Maka
dari itu, kegiatan kerjanbakti sangat penting di lingkungan sekolah.
Contoh 2
Padalah DPRD
Surabaya sudah memproduksi banyak perda. Bila dihitung dari awal 2012, jumlah
perda yang di sahkan DPRD mencapai belasan aturan. Namun, sampai kini tak
pernak ada proses pengenalan kepada masyarakat.
Contoh 3
Dalam APBD
2012, terungkap dana tersebut mencapai RP 248 juta. Berdasar alokasi
anggaran, sosialisasi sedianya dilakukan terhadap dua ribu orang. Namun,
sampai sekarang dana itu masih utuh alias tak terpakai sama sekali.
Daftar
Pustaka :
Epistemologi,
filsafat pengetahuan Oleh Protasius Hardono Hadi
Maran,
R Raga. (2007). Pengantar Logika. Jakarta: PT Grasindo
Arifin, E Zaenal dan Tasai, S
Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.
Daryanto S.S. "Kamus Bahasa
Indonesia Lengkap" Penerbit APOLLO Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar