Minggu, 08 Maret 2015

Softskill Bahasa Indonesia 2 mengenai Penalaran, Paragraf Deduktif dan Paragraf Induksi.


BAB I (Penalaran)

Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan, menurut kamus besar bahasa indonesia itu sendiri penalaran adalah suatu pemikiran atau cara berpikir logis. Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar atau boleh tidak benar. Data yang dapat dipergunakan dalam penalaran untuk mencapai satu simpulan ini harus berbentuk kalimat pernyataan. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut proporsi.

PROPOSISI
Proposisi adalah apa yang dihasilkan dengan menggunakan suatu kalimat. Proposisi dapat dipandang dari empat kriteria, yaitu berdasarkan bentuknya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan kualitasnya, dan berdasarkan kuantitasnya.
Berdasarkan bentuknya, proposisi dapat dibagi atas proposisi tunggal dan proposisi majemuk. Proposisi tunggal hanya mengandung satu peryataan, Contoh :
-          Semua petani harus bekerja keras.
-          Setiap pemuda adalah calon pemimpin.
Proposisi majemuk mengandung lebih dari satu pernyataan, Contoh :
-          Semua petani harus bekerja keras dan hemat.
Berdasarkan sifatnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi kategorial dan proposisi kondisional. Dalam proposisi kategorial, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan tanpa syarat. Contoh :
-          Semua bemo beroda tiga.
-          Sebagian binatang tidak berekor.
Dalam proposisi kondisional, hubungan antara subjek dan predikat terjadi dengan suatu syarat tertentu. Contoh :
-          Jika air tidak ada, manusia akan kehausan.
Berdasarkan kualitasnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi positif (afirmatif) dan proposisi negative. Proposisi positif (afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat. Contoh :
-          Semua dokter adalah orang pintar.
-          Sebagian manusia adalah bersifat social.
Propisosi negative adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan. Contoh :
-          Semua harimau bukalah singa.
-          Sebagian orang jompo tidaklah pelupa.
Berdasarkan kuantitasnya, proposisi dapat dibagi atas proposisi universal (umum) dan proposisi khusus. Pada proposisi universal (umum), predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjeknya. Contoh :
-          Semua dokter adalah orang pintar.
Tidak seorang dokter pun adalah orang yang tak pintar.
-          Semua gajah bukanlah kera.
Tidak seekor gajah pun adalah kera.
Pada proposisi khusus, predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya. Contoh :
-          Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
Tidak semua mahasiswa pandai bernyanyi.
-          Sebagian pulau jawa adalah jawa barat.
Tidak semua pulau jawa adalah jawa barat.

INFERENSI DAN IMPLIKASI
Inferensi adalah proses yang harus dilakukan pembaca untuk melalui makna tentang apa yang ditulis sampai pada apa yang diinginkan seorang penulis, dengan kata lain inferensi adalah kesimpulan. Inferensi dibagi menjadi 2, yaitu inferensi langsung dan tidak langsung. Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis.
Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Contoh : 
jika lampu merah menyala maka kendaraan bermotor akan berhenti, tidak sama dengan Jika kendaraan bermotor berhenti maka lampu merah menyala.

EVIDENSI
Adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. 
Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.

Cara menguji data :
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melaluo cara – cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi,.
Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas

Cara menguji fakta :
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.
Cara menguji autoritas :
Menghidari semua desas-desus atau kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.

BAB II (Paragraf Deduktif)
Pengertian dari paragraph deduktif adalah sebuah paragraph yang erpola dari kalimat umum ke khusus, artinya paragraph yang didahului dengan kalimat umum kemudia dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas. Pembahasan mengenai jenis paragraph yang satu ini biasa kita temui dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari SD samapi dengan SMA. Contoh dari paragraph deduktif bisa kita temukan di berbagai penyedia artikel seperti internet, majalah, tabloid, dan juga Koran.
Jika digambarkan secara sederhana, format dari paragraf yang satu ini adalah : Umum - Khusus. Jadi, tentunya sangat mudah bagi Anda untuk membuat sebuah tulisan ataupun artikel dengan format deduktif, karena intisari dari informasi yang kita sajikan berada di awal paragraf dari tulisan tersebut. Bagaimana, sudah mengerti? Jika Anda sudah mengerti apa yang dimaksud dari paragraf deduktif, berikut ini kami sampaikan beberapa ciri-ciri beserta contohnya.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
1. Kalimat utama berada di awal paragraf
2. Kalimat utama disusun dari pernyataan umum yang kemudian disusul dengan penjelasan


CONTOH PARAGRAD DEDUKTIF

Contoh 1
Indonesia adalah Negara yang majemuk. Terdapat banyak agama dan kepercayaan dan selain itu suku budaya Indonesia sangat beragam misalnya suku jawa, Madura, batak, ambon, dan masih banyak lagi suku-suku yang memiliki ciri khas masing-masing.

Contoh 2
Kebersihan sangat menjadi masalah di sekolah. Ini terjadi karena banyak murid-murid yang tidak sadar akan kebersihan. Padahal “kebersihan adalah sebagian dari iman”.

Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). Contoh : 
-          Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya. Sapi termasuk binatang mamalia. Jadi, Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga dan hanya tiga proposisi.
  1. Premis umum      : Premis Mayor
  2. Premis khusus     : Premis Minor
  3. Premis simpulan : Premis Kesimpulan

SILOGISME HIPOTETIK
Silogisme hipotetik adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik. Sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik yang menetapkan atau mengingkari term antecedent atau term konsekuen premis mayornya. Contoh :
-          Jika Ismail nangis, Solikin senang
-          Ismail nangis
-          Jadi Solokin Senang

Silogisme alternatif adalah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain. Contoh silogisme alternatif:
  • Kakek berada di Bantaeng atau Makassar (premis mayor)
  • Kakek berada di Bantaeng (premis minor)
  • Jadi, kakek tidak berada di Makassar (kesimpulan)

ENTIMEN 
Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan, contoh;

Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.


BAB III (Paragraf Deduktif)

GENERALISASI
Generalisasi adalah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A pintar-pintar”. Hal ini dapat kita simpulkan setelah beberapa data sebagai pernyataan memberikan gambaran seperti itu. Contoh :
-          Jika dipanaskan, besi memuai
-          Jika dipanaskan, tembaga memuai.
-          Jika dipanaskan, emas memuai.
-          Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

ANALOGI
Merupakan pola penyusunan paragraph berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat sama. Pengembangan paragraph secara analogi ini didasarkan adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka aka nada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh Kalimat Analogi :
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi dididik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya. Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

HUBUNGAN KAUSAL
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraph dengan menggunakan beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat
Contoh Kalimat Hubungan Kausal :
è Sebab – Akibat
Karena kemarn Ricky kehujanan, maka hari ini Ricky sakit.

è Akibat – Sebab
Ricky memperoleh IPK 3.9 karena ia rajin belajar.

è Akibat – Akibat
Gunung merapi mulai aktif dan mengeluarkan awan panas, para penduduk yang tinggal di kaki gunung merapi akhirnya harus mengungsi. Para pendaki yang hendak mendaki gunung merapi harus mengundurkan jadwalnya ke gunung merapi setelah mengdengar kabar bahwa gunung merapi mulai mengeluarkan awan panas.

HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
Hipotesis efektif adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul, masalah, dan tujuan penelitian. Bila seseorang membuat hipotesis yang tidak mendukung permasalahan yang diangkat maka ini menyulitkan dirinya sendiri.

Contoh Kalimat Hipotesa / Teori :
Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi gelap,maka seseorang dapat menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan turun hujan.


CONTOH PARAGRAF INDUKTIF

Contoh 1
Maka dari itu saya sangat setuju dengan adanya kegiatan kerja bakti seminggu sekali. Karena, jika lingkungan hidup bersih  maka kita juga akan sehat. Maka dari itu, kegiatan kerjanbakti sangat penting di lingkungan sekolah.

Contoh 2
Padalah DPRD Surabaya sudah memproduksi banyak perda. Bila dihitung dari awal 2012, jumlah perda yang di sahkan DPRD mencapai belasan aturan. Namun, sampai kini tak pernak ada proses pengenalan kepada masyarakat.

Contoh 3
Dalam APBD 2012, terungkap dana tersebut  mencapai RP 248 juta. Berdasar alokasi anggaran, sosialisasi sedianya dilakukan terhadap dua ribu orang. Namun, sampai sekarang  dana itu masih utuh alias tak terpakai sama sekali. 


Daftar Pustaka :
Epistemologi, filsafat pengetahuan Oleh Protasius Hardono Hadi

Maran, R Raga. (2007). Pengantar Logika. Jakarta: PT Grasindo

Arifin, E Zaenal dan  Tasai, S Amran. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Daryanto S.S. "Kamus Bahasa Indonesia Lengkap" Penerbit APOLLO Surabaya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar